Bukittinggi, detikjamgadang----Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi mengadakan Workshop Lomba Menulis Alat Ukur Tradisional Minangkabau di Museum Rumah Adat Nan Baanjuang, Kamis (24/10).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi Herriman diwakili Kabid Kebudayaan H.Heru Tri Astanawa mengatakan lomba Menulis Alat Ukur Tradisional Minangkabau ini bertujuan mengenalkan atau membangkitkan kembali alat ukur tradisional zaman dulu, yang saat mulai tergerus kecanggihan teknologi atau digital.
“Kita harapkan para peserta lomba dapat memperluas wawasannya tentang alat ukur tradisional. Selain itu, alat ukur tradisional sudah banyak tergantikan dengan alat-alat digital,”ujar Heru Tri Astanawa kepada detikjamgadang.com, Kamis (24/10).
Heru menambahkan peserta workshop lomba menulis ini berasal dari guru SD/SMP, siswa SD dan siswa SMP di Kota Bukittinggi. Untuk guru, tulisan berbentuk artikel ilmiah dan siswa berbentuk karangan bebas.
“Peserta dapat mencari informasi atau data Alat Ukur Tradisional tidak hanya di Museum Rumah Adat Nan Baanjuang, tapi juga yang masih dipakai di tengah masyarakat. Nantinya, peserta dapat menulis sesuai data atau informasi yang didapatkan,”ungkap Heru.
Sementara itu, salah seorang narasumber workshop sekaligus dewan juri Almujafri Surau menyambut positif kegiatan lomba ini.
Selain menambah wawasan tentang alat ukur tradisional Minangkabau, lomba ini sekaligus menyemarakkan Museum Rumah Adat Nan Baanjuang dan menjadikan museum sebagai pusat pembelajaran.
“Sejarah membuktikan bahwa masyarakat Minangkabau pernah menggunakan atau percaya dengan alat ukur tradisional. Jejak sejarah inilah yang perlu dibangkitkan lagi serta dikenalkan ke generasi penerus. Alatnya juga mudah didapat. Nantinya, kegiatan lomba menulis akan dilanjutkan dengan seminar. Semoga, workshop dan lomba menulis ini dapat melestarikan kembali sejarah alat ukur tradisional Minangkabau ini,”terang Pak Surau.
Kegiatan workshop menampilkan narasumber Hj. Zulzetri yang menyampaikan materi tentang teori menulis artikel, Almujafri Surau yang memotivasi peserta agar mau menulis dengan memperlihatkan tulisan-tulisannya yang dimuat di media cetak dan Vicy Zal Vista selaku Pamong Budaya yang memaparkan tentang alat ukur tradisional Miinangkabau dan mendeskripsikannya. Workshop juga dihadiri Pamong Budaya Permuseuman Bidang Kebudayaan Beta Ayu Listyorini beserta jajaran dan para guru SD/SMP se-Kota Bukittinggi.Batas akhir pengiriman dan pengumpulan karya tanggal 20 November 2024. (EDW)
Via
budaya
Posting Komentar