Mengenang Jejak Masa Kecil Bung Hatta, Dipengaruhi Nilai-nilai Religius
Kehidupan Sang Proklamator Mohammad Hatta atau Bung Hatta sejak lahir menjadi dasar karakter seorang Wakil Presiden Republik Indonesia. Karakter Bung Hatta kecil dipengaruhi nilai religius. Dimana, Bung Hatta kecil tidak bisa dilepaskan dari sosok Sjech M.Djamiil Djambek sebagai gurunya. Bung Hatta kecil juga pernah belajar di Surau Nyiak Djambek. Selain itu, keluarga Bung Hatta sangat religius dan memiliki patron keagamaan. Sehingga memiiki pengaruh terhadap seorang Bung Hatta kecil.
Detikjamgadang.com----Bukittinggi
Dalam momentum peringatan Hari Museum Indonesia 2024, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi menginisiasi sebuah kegiatan Focus Group Discussion (FGD), yang mengangkat jejak sejarah Bung Hatta Kecil.
Jejak masa kecil Bung Hatta bisa dilihat dari berbagai sisi antara lain masa kecil di keluarga, di sekolah, di surau dan dalam berkawan. Bung Hatta kecil banyak dipengaruhi pendidikan di surau seperti belajar dengan ulama dam ada tradisi pendidikan surau masa kecil.
Menurut Rektor UIN Sjech M.Djamil Djambek Bukittinggi Prof. Dr. Silfia Hanani, Bung Hatta memiliki kemauan untuk belajar bersama. Karakter yang membentuknya adalah karakter keulamaan dan keintelektualan.
“Bung Hatta juga memiliki kawan kecil Rasjid Manggis yang menjadi kawan terbaiknya. Beliau mempunyai komitmen dalam bermain. Suka berkawan dan memiliki rasa solidaritas,”ujar Prof. Silfia.
Sementara itu, Ketua AMIDA Sumbar Noviyanti Awaludin menjelaskan kisah Bung Hatta Kecil meliputi cerita sedih ditinggal ayahnya saat masih bayi dan bapak sambungnya H.Ning sampai Pak Gaek ( Wiraswasta Sukses) , yang sangat perhatian kepada tumbuh kembangnya Hatta.
“Jejak sejarah dan masa kecil Bung Hatta ditandai adanya Rumah Kelahiran Bung Hatta dan benda-benda didalammya,”kata Noviyanti.
Sedangkan, Budayawan Yulfian Azrial menyebutkan Kuratorial “Bung Hatta Kecil” sangat penting untuk peningkatan pelayanan pengelola Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta kepada masyarakat, pelajar dan mahasiswa. Kedepannya, pengelola Museum RKBH dapat memberikan pelayanan terbaik. Bung Hatta tinggal di rumah yang dibangun kakek dari pihak ibu. Rumah tersebut diperkirakan dibangun tahun 1890-an. Rumah itu runtuh dimakan usia tahun 1960. Rumah tersebut juga bergaya klasik.
Pemgawas TK Disdikbud Bukittinggi Sofia Marni juga membuat sebuah buku cerita bergambar tentang Bung Hatta dan kakeknya. Dalam buku itu, ditampilkan berbagai karakter.
Sofia menyarankan agar di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta bisa dilengkapi video animasi atau buku cerita bagi anak-anak. Selain itu, pengeola Museum RKBH dapat menyediakan permainan Bung Hatta di waktu kecil, yang bisa dimainkan anak-anak sekarang.
Kegiatan FGD Kuratorial Bung Hatta Kecil di Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta juga diwarnai sejumlah masukan dari peserta, seperti penyediaan videotron dan ruang visualisasi sebagai sarana interaktif dengan pengunjung.
FGD yang dipandu Irwan Setiawan ini, dibuka oleh Kepala Disdikbud Bukittinggi diwakili Kabid Kebudayaan Heru Tri Astanawa. FGD dihadiri jajaran Bidang Kebudayaan dan peserta dari Komunitas Pencinta Museum Kota Bukitinggi, akademisi, mahasiswa serta penggiat budaya.(edw)
Via
budaya
Posting Komentar